Sebagai ibu, penyanyi Denada mengusahakan yang terbaik demi kesembuhan Shakira Aurum,putrinya, yang menderita kanker darah. Emilia Contessa, ibunya, jadi penyemangat Denada menemani hari hari sang putri selama menjalani perawatan di rumah sakit di Singapura. "Mama yang menjadj penyemangat aku. Dia (Emilia Cortesa) adalah ibu yang perfect selama ini, dari semua yang ia berikan untuk menenangkan saya," kata Denada dalam live instagram dikutip Warta Kota, Rabu (13/5/2020).
Denada mengaku sempat pasrah dan tidak bisa berbuat apa apa ketika kondisi tubuh Shakira atau Aisha Aurum terus menurun. "Jadi pernah suatu hari kejadian Aisha harus jalani kemoterapi setiap hari sampai badannya drop dan masuk rumah sakit. Pemeriksaan pun terjadi setiap hari sampai akhirnya HB nya turun dan harus transfusi darah," ucapnya. Setelah transfusi darah, wanita kelahiran Jakarta, 19 Desember 1978 itu membawa putrinya pulang ke rumah dan jalani rawat jalan.
Sampai akhirnya, diakui Denada, kondisi sang anak pun terus menurun dan harus dibawa ke rumah sakit untuk di periksa. Hasilnya, Aisha harus melalukan transfusi lagi. "Tiba tiba mama hubungin aku. Mungkin intuisinya memang tajem ke aku, sampai akhirnya telpon aku dan bertanya, 'mba kamu enggak apa apa?'. Ketika itu saya langsung drop dan menangis ke mamah," jelasnya. Denada tak kuat untuk menahan kesedihannya yang melihat sang anak harus jalani transfusi darah lagi. Ia menangis didepan Aisha saat telepon Emilia Cortesa.
Bagi Denada, menangis didepan anak adalah untuk pertama kalinya kala itu. Sebab, selama ini, ia tidak pernah mau meneteskan air mata didepan anaknya sendiri. "Tapi hari itu aku nangis dan bilang sama mamah, 'mah why? Aisyah harus transfusi lagi usai transfusi dan kondisi tidak baik baik' gitu," ungkapnya. Namun, Denada menegaskan kalau Emilia tidak ikut menangis. Justru mamahnya meminta kepada Denada untuk tak bersedih menghadapi pengobatan sang anak.
"Mama justru tegasin ke aku bilang, 'mba kamu tidak boleh kayak begitu, kayak tidak punya tuhan atau allah. Kamu tidak boleh komplain dan tanya sama allah kenapa kamu begini karena bukan tugas dan hak kamu tanya ke allah' gitu," katanya. "Terus, 'kalau kamu berat kamu bilang ke allah ini berat buat kamu. Tapi ya allah bila memang kalau ini ketetapanmu untuk kehidupanku dan anakku, maka ya allah hamba ikhlas dan ridho. Kamu harus bilang itu dari hatimu sepenuh hati. Ini berat dan saya menderita, tapi kalau ini ketetapanmu untuk anakku hamba ikhlas' gitu," tambahnya. Usai mendapatkan masukan dan langsung dijalaninya, Denada menegaskan bahwa semua pandangan, perasaan, dan menyikapi perjuangan untuk mendampingi sang anak berubah drastis.
"Saat itu omongan mamahku tidak pernah aku lepas dalam hidupku. Setiap aku merasa tidak kuat dalam hidupku, aku balik lagi kesitu," ujar Denada.