Sabtu kemarin (3/10/2020, Jerman mengatakan Uni Eropa harus memberikan sanksi kepada Rusia atas keracunan Alexei Navalny, tokoh oposisi Kremlin yang kerap mengkritik Presiden Vladimir Putin. "Saya yakin tidak akan ada sanksi," kata Menteri Luar Negeri Jerman, Heiko Maas, kepada portal berita t online . "Sanksi harus selalu tepat sasaran dan proporsional. Tapi pelanggaran berat terhadap Konvensi Senjata Kimia Internasional tidak bisa dibiarkan begitu saja. Dalam hal ini, kami bersatu di Eropa," tambahnya.
Mengutip , Sabtu kemarin, Rusia mengatakan, Berlin menolak izin kunjungan untuk Alexei Navalny atas keperluan penyelidikan dari pihak Moskow. Sebelumnya, Alexei Navalny jatuh sakit dalam penerbangan dari SIberia menuju Moskow pada 20 Agustus 2020. Beberapa hari kemudian, Navalny dievakuasi ke Jerman untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Sebelum bisa bangkit dari ranjang rumah sakit Charite, Navalny sempat koma sekira tiga minggu. Kini, Alexei Navalny masih menjalani pemulihan di Berlin. Lebih jauh, dugaan keracunan Navalny semakin kuat setelah ada temuan racun Novichok yang diduga kuat berasal dari botol mineral di kamar hotel Alexei Navalny.
Informasi ini dikonfirmasi oleh laboratorium militer Jerman. Mereka mengatakan, menemukan bukti kuat bahwa agen/racun saraf kimia Novichok digunakan dalam serangan terhadap Navalny. Untuk diketahui, Novichok merupakan racun yang dilarang secara internasional.
Selain Jerman, ada dua laboratorium yang mengofirmasi adanya Novichok ditemukan di tubuh Navalny, yakni laboratorium Perancis dan Swedia. "Jika hasil laboratorium Jerman, Swedia dan Prancis mengonfirmasi (Novichok), akan ada tanggapan yang jelas dari UE. Saya yakin," tambah Maas. Dalam bahasa Rusia, nama Novichok berarti "pendatang baru".
Novichok dipakai sebagai identitas sekelompokracun saraf canggih yang dikembangkan oleh Uni Soviet pada 1970 an dan 1980 an. Mereka dikenal sebagai senjata kimia generasi keempat dan dikembangkan di bawah program Soviet dengan nama sandiFoliant. Keberadaan Novichok diungkapkan oleh ahli kimia Dr Vil Mirzayanov pada 1990 an, melalui media Rusia.
Dia kemudian membelot ke AS, di mana dia menerbitkan rumus kimia dalam bukunya, State Secret . Pada 1999, mewartakan, pejabat pertahanan dari AS melakukan perjalanan ke Uzbekistan untuk membantu membongkar dan mendekontaminasi salah satu fasilitas pengujian senjata kimia terbesar bekas Uni Soviet. Menurut Dr Mirzayanov, Soviet menggunakan pabrik itu untuk memproduksi dan menguji sejumlah kecil Novichok.
Racun saraf ini dirancang untuk menghindari deteksi oleh inspektur internasional. Beberapa varian Novichok dianggap lima hingga delapan kali lebih beracun daripada racun saraf VX. "Ini adalahracun yang lebih berbahaya dan canggih daripada sarin atau VX dan lebih sulit untuk diidentifikasi," kata Profesor Gary Stephens, ahli farmakologi di University of Reading.
Untuk dicatat, menurut AS, racun VX adalah bahan kimia yang digunakan untuk membunuh saudara tiri Kim Jong un pada tahun 2017. Lebih jauh, para ahli menerangkan tentang berapa lama racun saraf bertahan. Namun, Vladimir Uglev, seorang ilmuwan yang mengklaim bahwa dia menemukan racun Novichok yang digunakan dalam keracunan Skripals, mengatakan bahwa zat tersebut "sangat stabil".
Pakar lain mengatakan bahan kimia itu dirancang agar tahan lama dan dapat bertahan selama berbulan bulan atau bertahun tahun, terutama jika disimpan dalam wadah. "Mereka (racun saraf Novichok) tidak menguap, mereka tidak pecah dalam air," kata Andrea Sella, profesor kimia anorganik di University College London. Salah satu kesulitannya adalah Novichok kurang dipelajari dan dipahami dibandingkan racun saraf lainnya, dan tidak ada data ilmiah resmi tentang berapa lama mereka bertahan.
Untuk diketahui, beberapa racun Novichok merupaka cairan, diperkirakan ada juga dalam bentuk padat. Ini berarti racun saraf Novichok dapat disebarkan sebagai bubuk yang sangat halus. Beberapa racun juga dilaporkan sebagai "senjata biner", yang berarti racun saraf biasanya disimpan sebagai dua bahan kimia kurang beracun yang lebih mudah untuk diangkut, ditangani dan disimpan.
Ketika ini dicampur, mereka bereaksi untuk menghasilkan racun toksik aktif. "Salah satu alasan utama racun ini dikembangkan adalah karena bagian komponennya tidak ada dalam daftar terlarang," kata Prof Stephens. Lebih jauh, Novichok dirancang agar lebih beracun daripada senjata kimia lainnya, jadi beberapa versi akan mulai berlaku dengan cepat.
Sekira, racun saraf Novichok dapat bereaksi dalam urutan 30 detik hingga dua menit. Jalur utama pemaparan kemungkinan besar melalui pernapasan atau dikonsumsi, meski pun bisa juga diserap melalui kulit. Racun Novichok memiliki efek yang mirip dengan racun saraf lainnya, racun ini bekerja dengan memblokir pesan dari saraf ke otot, menyebabkan kolapsnya banyak fungsi tubuh.
Dr Mirzayanov mengatakan tanda pertama yang harus diperhatikan adalah miosis, penyempitan pupil yang berlebihan. Dosis yang lebih besar dapat menyebabkan kejang dan gangguan pernapasan, katanya. "(Kemudian mulailah) kejang dan muntah terus menerus, dan kemudian berakibat fatal," terangnya.