Kepala Riset PT Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan sentimen terhadap rupiah bisa berlanjut, sehingga bisa melemah lagi terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Ariston menjelaskan, kelihatannya pelaku pasar keuangan global mulai mengantisipasi risiko second wave penyebaran wabah karena pembukaan ekonomi. "Seperti yang terjadi di AS dan beberapa negara lain. Pagi ini juga berita mengabarkan kasus baru di China," ujarnya di Jakarta, Senin (15/6/2020).
Karena itu, Ariston memperkirakan potensi pergerakan rupiah pada hari ini berada di kisaran Rp 14.050 sampai Rp 14.300. Menurutnya, risiko second wave mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko karena kekhawatiran ekonomi akan dibatasi kembali. Sementara itu, asar juga merespon negatif pernyataan Bank Sentral AS pada Kamis dinihari lalu yang pesimis ekonomi global akan cepat pulih pasca pandemi.
"The Fed mengatakan masih akan memberikan stimulus ke perekonomian hingga 2022," katanya. Disisi lain, dia menambahkan, eraca perdagangan Indonesia diproyeksikan banyak analis akan mengalami sedikit surplus. Tapi di sisi lain, pasar juga melihat akan ada penurunan aktivitas ekspor dan impor bulan Mei yang cukup dalam dibandingkan bulan yang sama tahun lalu karena wabah.
"Jadi mungkin surplus yang kecil ini tidak terlalu mempengaruhi rupiah karena data perdagangan juga menunjukkan penurunan aktivitas," pungkasnya.